Pages

Minggu, 03 Februari 2013

Kebahagiaan, BUKAN Kekayaan dan Kemewahan



Kalau sayur asem, sepotong daging dan sambal terasi sudah disyukuri, buat apa makan di restoran mahal, hanya demi gengsi dan atas nama kesombongan.

CINTA dunia yang berlebihan selalu mendorong seseorang untuk berburu segala keinginannya, meski terkadang harus menggunakan segala cara, kelicikan, tipudaya, mengurangi timbangan, korupsi dan jalan-jalan tidak halal lainnya. Ia tidak pernah menyadari harta kekayaan, gemerlapan dunia hanyalah perhiasan hidup yang merupakan ujian. Tidak sedikit orang yang hidupnya dengan rakus meraup segala kepentingan duniawi, dan menyangka ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan hidupnya itu diukur oleh segala apa yang dimilikinya di dunia. Kemudian ia menjadi sombong dengan apa yang diraihnya dengan segala kerakusan, tanpa mempedulikan orang-orang yang menderita karena usahanya itu. Wanita muslimah yang beriman, dalam hidupnya senantiasa dibalut kesederhanaan, dalam pakaian dan penampilan tidak berlebihan, tidak sombong dan tamak dengan harta, serta boros dalam hidupnya. Seseorang yang merasa mudah mendapatkan penghasilan dengan menghalalkan segala cara, akan selalu sombong dan senang pamer kekayaan, serta bersikap materialistis. Memandang segala sesuatu dalam hidupnya adalah dengan pertimbangan material semata, untung rugi berdasarkan kalkulasi mementingkan kebutuhan duniawiah saja. Wahai wanita muslimah, janganlah Anda terpengaruh oleh wanita-wanita lain, yang mondar-mandir ke took-toko busana dan perhiasan, sehingga memudahkan Anda terperangkap dengan lelaki nakal yang menjanjikan kenikmatan dengan material dan kekayaan. Rasulullah saw dalam sabdanya mengingatkan: “Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian sutra dan beludru. Jika diberi ia rela dan bila tidak diberi ia tidak rela.”

Jadilah wanita muslimah selalu memilih pakaian yang halal, mengenakan pakaian indah dan bagus dihalalkan Allah swt, tidak terpengaruh terhadap setiap lelaki yang berpenampilan pamer kekayaan, penuh kesombongan, padahal harta yang ditumpuknya itu didapatkannya dengan tipudaya dan merugikan orang lain. Tidak sedikit lelaki kaya, glamour hidupnya dari usahanya mengelola tempat-tempat maksiat, atau diraupnya dari hasil judi dan bentuk maksiat lainnya. Ingatlah sabda Rasulullah saw: “Seorang pria yang berjalan dengan pakaiannya yang penuh kesombongan dan kecongkakan serta mengagumi diri sendiri, Allah akan mengamblaskannya ke bumi (membinasakannya) dan ia akan terus terbenam di dalamnya sampai hari kiamat.”

Yakinlah, kecil itu indah dan sederhana itu mendatangkan kebahagiaan. Kalau perhiasan yang kecil saja sudah mencerminkan keindahan bagi wanita berhati indah, buat apa perhiasan besar-besar bentuknya dan banyak bergelantungan di badan yang dapat mencerminkan kesombongan. Janganlah Anda pernah berbangga dengan segala yang Anda miliki, jika pada saat yang sama membuat Anda berpaling dari Allah swt tempat bergantung semua makhluk. Sebab berpaling dariNya berarti kehinaan yang tiada terhingga, berarti sebuah kerugian teramat besar, dan kenistaan paling keji menanti Anda. Firman Allah: “Dan, barangsiapa dihinakan oleh Allah maka tidak ada seorang pun yang mampu memuliakannya.” QS. Al Hajj : 18

Jadilah Anda orang yang qanaah (merasa kecukupan), hidup senantiasa dalam kesederhanaan dan bersyukur, tidak pernah berpikir loba dan tamak dengan harta dunia, apalagi mengumpulkannya dengan jalan yang haram. Makan dengan sayur asem, ikan asin dan sambal terasi, atau sepotong daging sudah disyukuri, buat apa harus makan di retsoran besar yang mahal, hanya demi gengsi dan atas nama kesombongan. Orang-orang yang qanaah bukan berarti harus bermiskin ria dan hidup yang fatalis, tetapi jika memiliki perusahaan yang profit (menguntungkan), dianugerahi harta yang banyak, rezeki berlimpah, semua itu bukan untuk menumpuk kekayaan dan sombong. Dari kekayaan dunia yang dimiliki itu, disikapi dengan amal shalih di jalanNya, beribadah dan tidak pernah melalaikannya dari mengingat Allah swt.

Pada saat mencari kehidupan dunia, orang-orang beriman yang qanaah meyakini, tanpa kerakusan dan menghalalkan segala cara melakukan kelicikan dan tipudaya, ia akan tetap mendapatkan rezeki yang dijanjikan Allah swt. Kemuliaan hidup Anda bukan dengan kegagahan dan penampilan, atau minimnya harta syang dimiliki seseorang bukan pula petunjuk bahwa dia hidup dengan sengsara. Kebahagiaan tidak dinilai dari jumlah kekayaan dan kemegahan, aktivitas hidup wanita muslimah senantiasa berada di jalanNya menuju surgaNya.

Sumber : Wanita di Wajahmu Kulihat Surga (hal. 218-221), Buya H. M. Alfis Chaniago

Tidak ada komentar:

Posting Komentar