Kalau sayur asem,
sepotong daging dan sambal terasi sudah disyukuri, buat apa makan di restoran
mahal, hanya demi gengsi dan atas nama kesombongan.
CINTA dunia
yang berlebihan selalu mendorong seseorang untuk berburu segala keinginannya,
meski terkadang harus menggunakan segala cara, kelicikan, tipudaya, mengurangi
timbangan, korupsi dan jalan-jalan tidak halal lainnya. Ia tidak pernah
menyadari harta kekayaan, gemerlapan dunia hanyalah perhiasan hidup yang
merupakan ujian. Tidak sedikit orang yang hidupnya dengan rakus meraup segala
kepentingan duniawi, dan menyangka ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan
hidupnya itu diukur oleh segala apa yang dimilikinya di dunia. Kemudian ia
menjadi sombong dengan apa yang diraihnya dengan segala kerakusan, tanpa
mempedulikan orang-orang yang menderita karena usahanya itu. Wanita muslimah
yang beriman, dalam hidupnya senantiasa dibalut kesederhanaan, dalam pakaian
dan penampilan tidak berlebihan, tidak sombong dan tamak dengan harta, serta
boros dalam hidupnya. Seseorang yang merasa mudah mendapatkan penghasilan
dengan menghalalkan segala cara, akan selalu sombong dan senang pamer kekayaan,
serta bersikap materialistis. Memandang segala sesuatu dalam hidupnya adalah
dengan pertimbangan material semata, untung rugi berdasarkan kalkulasi
mementingkan kebutuhan duniawiah saja. Wahai wanita muslimah, janganlah Anda
terpengaruh oleh wanita-wanita lain, yang mondar-mandir ke took-toko busana dan
perhiasan, sehingga memudahkan Anda terperangkap dengan lelaki nakal yang
menjanjikan kenikmatan dengan material dan kekayaan. Rasulullah saw dalam
sabdanya mengingatkan: “Celakalah hamba
dinar, hamba dirham, hamba pakaian sutra dan beludru. Jika diberi ia rela dan
bila tidak diberi ia tidak rela.”
Jadilah
wanita muslimah selalu memilih pakaian yang halal, mengenakan pakaian indah dan
bagus dihalalkan Allah swt, tidak terpengaruh terhadap setiap lelaki yang
berpenampilan pamer kekayaan, penuh kesombongan, padahal harta yang ditumpuknya
itu didapatkannya dengan tipudaya dan merugikan orang lain. Tidak sedikit
lelaki kaya, glamour hidupnya dari usahanya mengelola tempat-tempat maksiat,
atau diraupnya dari hasil judi dan bentuk maksiat lainnya. Ingatlah sabda
Rasulullah saw: “Seorang pria yang
berjalan dengan pakaiannya yang penuh kesombongan dan kecongkakan serta
mengagumi diri sendiri, Allah akan mengamblaskannya ke bumi (membinasakannya) dan
ia akan terus terbenam di dalamnya sampai hari kiamat.”
Yakinlah,
kecil itu indah dan sederhana itu mendatangkan kebahagiaan. Kalau perhiasan
yang kecil saja sudah mencerminkan keindahan bagi wanita berhati indah, buat
apa perhiasan besar-besar bentuknya dan banyak bergelantungan di badan yang
dapat mencerminkan kesombongan. Janganlah Anda pernah berbangga dengan segala
yang Anda miliki, jika pada saat yang sama membuat Anda berpaling dari Allah
swt tempat bergantung semua makhluk. Sebab berpaling dariNya berarti kehinaan
yang tiada terhingga, berarti sebuah kerugian teramat besar, dan kenistaan
paling keji menanti Anda. Firman Allah: “Dan,
barangsiapa dihinakan oleh Allah maka tidak ada seorang pun yang mampu memuliakannya.”
QS. Al Hajj : 18
Jadilah
Anda orang yang qanaah (merasa kecukupan), hidup senantiasa dalam kesederhanaan
dan bersyukur, tidak pernah berpikir loba dan tamak dengan harta dunia, apalagi
mengumpulkannya dengan jalan yang haram. Makan dengan sayur asem, ikan asin dan
sambal terasi, atau sepotong daging sudah disyukuri, buat apa harus makan di
retsoran besar yang mahal, hanya demi gengsi dan atas nama kesombongan.
Orang-orang yang qanaah bukan berarti harus bermiskin ria dan hidup yang
fatalis, tetapi jika memiliki perusahaan yang profit (menguntungkan), dianugerahi
harta yang banyak, rezeki berlimpah, semua itu bukan untuk menumpuk kekayaan
dan sombong. Dari kekayaan dunia yang dimiliki itu, disikapi dengan amal shalih
di jalanNya, beribadah dan tidak pernah melalaikannya dari mengingat Allah swt.
Pada
saat mencari kehidupan dunia, orang-orang beriman yang qanaah meyakini, tanpa
kerakusan dan menghalalkan segala cara melakukan kelicikan dan tipudaya, ia akan
tetap mendapatkan rezeki yang dijanjikan Allah swt. Kemuliaan hidup Anda bukan
dengan kegagahan dan penampilan, atau minimnya harta syang dimiliki seseorang bukan
pula petunjuk bahwa dia hidup dengan sengsara. Kebahagiaan tidak dinilai dari
jumlah kekayaan dan kemegahan, aktivitas hidup wanita muslimah senantiasa
berada di jalanNya menuju surgaNya.
Sumber
: Wanita di Wajahmu Kulihat Surga (hal.
218-221), Buya H. M. Alfis Chaniago

Tidak ada komentar:
Posting Komentar