Hendaknyalah wanita
muslimah mengetahui bentuk-bentuk sumpah, agar dapat terhindar dari kefasyikan
atau bentuk-bentuk pengkhianatan.
HATI bagian
dari badan manusia yang mendorong melakukan perbuatan kebajikan maupun
keburukan. Hati juga membuat seseorang berkehendak melakukan sumpah dengan
perbuatan baik, ataupun sumpah yang dilarang oleh agama Islam. Sumpah tidak
sah, kecuali dengan menyebut nama atau salah satu sifat Allah swt. Dan jika
Anda bersumpah, harus mengerjakan apa yang dijadikan objek sumpahnya, jika
tidak mengerjakannya, diwajibkan baginya untuk membayar kafarat. Rasulullah saw
pernah mengatakan kepada Usamah bin Zaid: “Demi
Allah, sesungguhnya dia benar-benar tercipta sebagai pemimpin.” Dalam kitab
At Tathdzib, Imam Nawawi mengatakan: “Ungkapan
‘aimullah’, sama seperti ungkapan ‘haqqallah’, dan kalimat seperti itu sah
sebagai sumpah.” Penuturan Rasulullah saw, tentang Wallahi, Billahi, dan
Tallahi, Ibnu Hajar mengatakan: “Ketiga
kata itu merupakan kata sumpah.”
Hendaknya
wanita muslimah mengetahui, bahwa sumpah dengan nama selain Allah swt sama
sekali tidak diperbolehkan. Karena, sumpah itu menuntut diagungkannya apa yang
disumpahkan tersebut, dan hanya Allah swt saja yang berhak diagungkan. Ibnu Umar
ra pernah bersumpah atas nama ayahnya, dan Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya
Allah melarang kalian bersumpah dengan ayah-ayah kalian. Barangsiapa bersumpah,
maka hendaknya dia bersumpah dengan Allah atau hendaklah dia diam saja.” Jika sumpah
itu diniatkan, maka sah sumpahnya itu. Sebaiknya jika tidak diniatkan sebagai
sumpah maka tidak sah sumpah itu. Allah swt mengingatkan, sebagaimana
firmannya: “Dan jagalah sumpah kalian.”
QS. Al Maidah : 89
Menurut
Imam Ghazali, bahwa kata Aimullah di dalam sumpah, sama dengan Tallahi, dan
kedua-duanya sama, seperti ungkapan: “Aku
bersumpah dengan nama Allah.” Dari Sa’ad ra mengatakan, Rasulullah saw
bersabda: “Jika seorang kaisar runtuh,
maka tidak ada kaisar lagi setelahnya, dan jika seorang kisra runtuh, maka
tidak ada kisra lagi sesudahnya. Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya,
kalian pasti akan menginfakkan seluruh harta simpanan mereka berdua di jalan
Allah.” Kemudian Abu Bakar pernah mengatakan: “Laahaallahi Idzan, kalimat ini diartikan sama sebagai wallahi, atau
billahi, atau tallahi (Demi Allah).” Dalam Al Qur’an terdapat sumpah,
sebagaimana firmanNya: “Demi Allah,
sesungguhnya aku akan melakukan tipudaya terhadap berhala-berhala kalian
sesudah kalian pergi meninggalkannya.” QS.
Al Anbiya : 57. Namun, berdasarkan hadits, bagi orang yang sudah bersumpah,
kemudian mengatakan Insya Allah, maka dia tidak dianggap melanggar sumpah. Dalam
kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan, Nabi Sulaiman bin Dawud
pernah mengatakan akan menggauli istri-istrinya, sehingga masing-masing
dari  mereka akan melahirkan anak
laki-laki yang berjuang di jalan Allah. Kemudian salah seorang temannya
mengatakan: “Katakanlah Insya Allah.”
Tetapi saat itu Nabi Sulaiman lupa mengucapkannya, sehingga tidak seorang pun istrinya
melahirkan kecuali hanya seorang anak yang cacat. Lalu Rasulullah bersabda: “Seandainya dia mengatakan, Insya Allah, maka
dia tidak bisa dianggap melanggar sumpah dan mungkin dia akan mendapat apa yang
diinginkannya.” Jika wanita muslimah bersumpah, lalu dia melihat ada yang
lebih baik dari mengerjakan sumpahnya, maka hendaklah mengerjakan sesuatu yang
lebih baik itu, kemudian hendaklah membayar kafarat (denda) atas sumpahnya itu.
Ada
sumpah Laghwi, yaitu sumpah yang diucapkan tanpa kesengajaan, Allah tidak
menghukum sumpah yang tidak dimaksudkan untuk bersumpah. Sumpah Mun’aqad, yaitu
sumpah yang dimaksudkan disengaja, diwajibkan membayar kafarat jika terjadi
pelanggaran terhadap sumpah tersebut. Sumpah Ghamus, sumpah yang diucapkan
seseorang yang dia mengetahui adalah sebuah kebohongan. Atau sumpah yang dimaksudkan
untuk merampas hak, berbuat fasik atau pengkhianatan. Hendaknyalah wanita
muslimah mengetahui bentuk-bentuk sumpah, agar dapat terhindar dari kefasyikan
atau bentuk-bentuk pengkhianatan. Berhati-hatilah Anda dengan sumpah Anda dalam
menjalani kehidupan. Firman Allah:
“Dan janganlah kalian menjadikan
sumpah-sumpah kalian sebagai alat menipu di antara kalian, yang menyebabkan
tergelincir kaki kalian sesudah berdiri kokoh, dan kalian rasakan kemelaratan
(di dunia) karena kalian menghalangi manusia dari jalan Allah dan bagi kalian
azab yang besar.” QS. An Nahl : 94
Sumber
: Wanita di Wajahmu Kulihat Surga (hal.
362-365), Buya H. M. Alfis Chaniago
Tidak ada komentar:
Posting Komentar